SOAL UJIAN MADRASAH/ASESMEN NASIONAL 2025 MAPEL QUR'AN HADIS
SOAL UJIAN MADRASAH/ASESMEN NASIONAL 2025 MAPEL QUR'AN HADIS
1. Al-Qur'an
merupakan kitab suci umat Islam yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW
sebagai petunjuk hidup. Para ulama memiliki pendapat yang beragam dalam
mendefinisikan Al-Qur’an, baik dari segi bahasa, istilah, maupun fungsinya. Al-Qur’an
ialah lafaz (firman Allah) yang berbahasa Arab, yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad saw. untuk dipahami isinya dan selalu diingat, yang disampaikan dengan
cara mutawatir, yang ditulis dalam mushaf, yang dimulai dengan surat al-Fatihah
dan diakhiri dengan surat an-Nas. Merupakan pendapat dari Syeikh
Muhammad Khudari Beik
Benar
Salah
2. Al-Qur’an adalah kitab
suci umat Islam yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara
Malaikat Jibril. Salah satu aspek yang menunjukkan kemukjizatan Al-Qur’an
adalah keindahan bahasa dan kesempurnaan susunan kata-katanya, yang tidak dapat
ditiru oleh penyair Arab pada masa itu, meskipun mereka dikenal sangat ahli
dalam sastra dan puisi. Selain itu, Al-Qur’an juga mengandung ilmu pengetahuan
yang baru terbukti kebenarannya di zaman modern, seperti proses penciptaan
manusia yang dijelaskan dalam Surah Al-Mu'minun ayat 12-14. Mukjizat ini
menjadi salah satu bukti bahwa Al-Qur’an benar-benar berasal dari Allah SWT dan
tidak mungkin hasil karya manusia. Al-Qur’an tidak mengandung ilmu pengetahuan
yang relevan dengan zaman modern.
Benar
Salah
3. Al-Qur’an
adalah pedoman hidup bagi umat Islam yang mencakup berbagai aspek kehidupan.
Secara garis besar, pokok-pokok isi Al-Qur’an terdiri dari tiga hal utama,
yaitu: Aqidah (keimanan), Syariah (hukum dan ibadah), dan Akhlak (moral dan
etika). Ayat-ayat tentang Aqidah menjelaskan keesaan Allah, malaikat,
kitab-kitab, rasul-rasul, hari kiamat, dan takdir. Syariah mengatur tata cara
ibadah dan hukum kehidupan sehari-hari, sedangkan Akhlak menuntun manusia pada
perilaku yang baik. Dengan memahami pokok-pokok isi Al-Qur’an, umat Islam
diharapkan dapat menjalani kehidupan yang sesuai dengan ajaran Islam. Isi
pokok ajaran al-Qur’an ada 6, yaitu Akidah, ibadah mahdah, ibadah ghairu
mahdah, hukum, sejarah, dan sains.
Benar
Salah
4. Surah Al-Mu'minun ayat
12-14 menjelaskan fase-fase penciptaan manusia dari setetes air mani hingga
menjadi makhluk yang sempurna. Dalam ayat ini, Allah SWT menjelaskan secara
rinci proses perkembangan manusia di dalam rahim, mulai dari nutfah (air mani),
‘alaqah (segumpal darah), mudghah (segumpal daging), tulang belulang, hingga
dilapisi dengan daging dan diberikan ruh. Keteraturan dan kesempurnaan
penciptaan ini menunjukkan kekuasaan Allah SWT dan mengingatkan manusia akan
tujuan hidupnya, yaitu untuk beribadah kepada Allah, menjadi khalifah di bumi,
serta menjalani kehidupan yang bermanfaat bagi sesama makhluk. Dengan memahami
fase penciptaan manusia, diharapkan manusia dapat menyadari tujuan hidupnya dan
menjalani kehidupan yang penuh makna sesuai ajaran Islam. Salah satu tujuan hidup manusia sesuai dengan
Al-Qur’an adalah menjadi khalifah di bumi dan beribadah kepada Allah SWT.
Benar
Salah
5.
Dalam
Q.S. Al-Dzariyat [51]: 56, Allah SWT berfirman:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ
اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ
Ayat ini menjelaskan dengan tegas tujuan utama penciptaan
manusia dan jin, yaitu untuk beribadah kepada Allah SWT. Ibadah dalam Islam
tidak hanya terbatas pada ritual seperti shalat dan puasa, tetapi mencakup
seluruh aspek kehidupan yang dilakukan dengan niat untuk mencari ridha Allah,
seperti bekerja dengan jujur, menuntut ilmu, dan berbuat baik kepada sesama.
Dengan memahami tujuan penciptaan ini, diharapkan manusia dan jin dapat
menjalani kehidupan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan oleh Allah SWT.
Ibadah dalam Islam hanya mencakup ritual seperti shalat, puasa, dan haji
Benar
Salah
6.
Dalam Q.S. Al-Isra’ [17]: 23-24
وَقَضٰى رَبُّكَ اَلَّا تَعْبُدُوْٓا اِلَّآ اِيَّاهُ
وَبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسٰنًاۗ اِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ
اَحَدُهُمَآ اَوْ كِلٰهُمَا فَلَا تَقُلْ لَّهُمَآ اُفٍّ وَّلَا تَنْهَرْهُمَا
وَقُلْ لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيْمًا وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ
الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَّبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيٰنِيْ صَغِيْرًاۗ
Allah SWT memerintahkan manusia untuk
berbuat baik dan berbakti kepada kedua orang tua. Ayat ini menegaskan bahwa
setelah kewajiban menyembah Allah, kewajiban yang sangat penting adalah
berbakti kepada orang tua. Beberapa sikap yang dianjurkan dalam ayat ini antara
lain: tidak berkata kasar (bahkan kata “ah” pun dilarang), berbicara dengan
lemah lembut, merendahkan diri dengan penuh kasih sayang, dan mendoakan mereka.
Berbakti kepada orang tua adalah bentuk ketaatan kepada Allah dan menjadi salah
satu jalan menuju ridha-Nya. Q.S. Al-Isra’ [17]: 23-24 hanya menekankan
kewajiban berbakti kepada ibu dan tidak menyebutkan tentang ayah.
Benar
Salah
7. Hadis riwayat Bukhari
dari Abu Hurairah menjelaskan bahwa iman yang kuat dapat mencegah seseorang
dari perbuatan keji dan mungkar. Salah satu bentuk keimanan yang kuat adalah
berbakti kepada orang tua, yang memiliki banyak keutamaan dalam Islam. Rasulullah
SAW menjelaskan bahwa berbakti kepada orang tua termasuk amal yang paling utama
setelah shalat tepat waktu. Selain itu, ridha Allah tergantung pada ridha orang
tua, dan murka Allah tergantung pada murka orang tua. Dengan berbakti kepada
orang tua, seseorang akan mendapatkan keberkahan umur, kelapangan rezeki, dan
kemudahan dalam kehidupan. Keutamaan berbakti kepada orang tua di antaranya
adalah mendapatkan keberkahan umur dan kelapangan rezeki.
Benar
Salah
8. Q.S.
Al-Kafirun [109]: 1-6 menegaskan prinsip toleransi beragama dalam Islam. Dalam
ayat ini, Allah SWT memerintahkan Nabi Muhammad SAW untuk menyatakan dengan
tegas bahwa umat Islam tidak akan menyembah apa yang disembah oleh orang kafir,
dan sebaliknya, orang kafir tidak akan menyembah apa yang disembah oleh umat
Islam.
Ayat
ini mengajarkan prinsip toleransi dengan menghormati perbedaan keyakinan tanpa
memaksakan agama kepada pihak lain. Islam menghargai kebebasan beragama dan
melarang paksaan dalam beragama sebagaimana dijelaskan dalam Q.S. Al-Baqarah
[2]: 256. Dengan memahami Q.S. Al-Kafirun, diharapkan umat Islam dapat menjalin
hubungan harmonis dengan pemeluk agama lain tanpa mengorbankan keyakinan yang
dianut. Toleransi beragama dalam Q.S. Al-Kafirun berarti menghargai perbedaan
keyakinan tanpa mencampuradukkan ibadah.
Benar
Salah
9. Dalam
kehidupan sehari-hari, seringkali kita dihadapkan pada pilihan dalam mengelola
harta dan pengeluaran. Islam mengajarkan prinsip kesederhanaan agar kita tidak
hidup boros namun juga tidak kikir. Prinsip ini diajarkan dalam Q.S. al-Furqan
(25): 67. Menurut Ahmad Musthafa al-Maraghi bahwa
kriteria orang yang mendustakan hari kiamat adalah mereka yang merendahkan
derajat duafa dan berlaku sombong karena merasa lebih tinggi derajat. Termasuk
pendusta agama adalah mereka yang berat dan enggan menolong orang-orang yang
membutuhkan seperti fakir miskin.
Benar
Salah
10. Q.S. al-Qashash (28): 79–82 menceritakan
kisah Qarun yang bermegah-megahan dengan kekayaannya. Akibat dari sikap sombong
dan pamer kekayaan tersebut, Allah SWT menenggelamkan Qarun beserta hartanya ke
dalam bumi. Ayat ini mengandung pelajaran bahwa sikap bermegah-megahan dapat
mendatangkan akibat negatif, baik di dunia maupun di akhirat. Allah SWT
mengingatkan dalam Q.S. al-Qashash (28): 79–82 bahwa tidak ada dosa dalam
bermegah-megahan selama kekayaan tersebut diperoleh secara halal.
Benar
Salah
11. Q.S. Ali Imran [3]: 186 menjelaskan bahwa ujian adalah
bagian dari kehidupan orang beriman. Allah SWT menguji manusia dengan berbagai
cobaan, seperti kehilangan harta, jiwa, dan dicela oleh orang-orang yang
berbeda keyakinan. Ujian tersebut bertujuan untuk menguji kesabaran dan
keteguhan iman. Memahami ayat ini membantu kita menyikapi ujian hidup dengan
sikap yang benar. Menurut Q.S. Ali Imran [3]: 186, ujian hanya diberikan kepada
orang yang berbuat dosa sebagai hukuman atas kesalahannya.
Benar
Salah
12. Q.S.
ar-Rum [30]: 41–42 menjelaskan bahwa kerusakan yang terjadi di daratan dan
lautan adalah akibat dari perbuatan manusia. Allah SWT menunjukkan dampak dari
kerusakan tersebut agar manusia menyadari kesalahannya dan kembali ke jalan
yang benar. Ayat ini mengingatkan kita untuk menjaga kelestarian alam dan tidak
berbuat kerusakan. Salah satu
bentuk perbaikan yang dilakukan Allah adalah mengutus para Nabi dan rasul
Benar
Salah
13. Penguasaan
ilmu pengetahuan akan menempatkan manusia sebagai khalifah dan penguasa
peradaban di bumi. Sebagaimana orang-orang yang berilmu tidak sama dengan orang
yang tidak berilmu. Orang beriman dan berilmu akan mendapatkan derajat yang
tinggi. Budaya
membaca akan menyingkap dan menemukan banyak ilmu. Penguasaan ilmu pengetahuan
dan teknologi mempermudah manusia dalam menjalani kehidupan pernyataan tersebut merupakan kandungan dari QS.
Al-Alaq 1-5
Benar
Salah
14. Dakwah
secara bahasa artinya mengajak atau memanggil. Dalam pengertian yang lebih luas
adalah mengajak orang lain kepada jalan Allah dan mengerjakan kebaikan dan
meninggalkan kemungkaran. Pendekatan
dalam menyebarkan ajaran agama Islam dengan menggunakan kebijaksanaan,
pengetahuan yang mendalam, serta pemahaman yang baik terhadap konteks sosial
dan budaya. Konsep ini berasal
dari ajaran Islam yang menekankan pentingnya menyampaikan pesan agama dengan
cara yang bijaksana, ramah, dan penuh pengertian merupakan pengertian dakwah
bil hikmah
Benar
Salah
15. Berlaku
adil kepada Allah berarti menjalankan semua perintah Allah dan menjauhi segala
laranganNya dan tidak menyekutukan Allah swt. dengan sesuatupun. Adil kepada
orang tua berarti hormat, patuh dan taat kepada keduanya, selama tidak dalam
kesyirikan. Bertutur kata yang mulia dan santun. Dengan demikian adil adalah
meletakkan sesuatu pada tempatnya, memberi hak kepada yang berhak tanpa
mengurangi dan menambahi sedikitpun. Merupakan kandungan QS Al-Maidah (5):8-10
Benar
Salah
II. Pilihlah dua jawaban yang paling tepat di antara A, B, C, D atau E yang sesuai dengan pertanyaan dengan
cara memberi tanda silang ( X ) pada kedua jawaban di kolom
lembar jawaban yang tersedia !
1. Dalam Islam,
tauhid merupakan ajaran pokok yang menegaskan bahwa hanya Allah-lah
satu-satunya Tuhan yang berhak disembah. Namun, setelah kewajiban bertauhid,
Allah juga memerintahkan umat-Nya untuk berbakti kepada orang tua. Perintah ini
menunjukkan hubungan erat antara tauhid dan kewajiban berbakti kepada orang
tua. Seorang muslim yang benar-benar mentauhidkan Allah akan taat kepada-Nya
dengan cara menghormati dan berbuat baik kepada orang tua sebagai bentuk
ketaatan yang sempurna. Banyak ayat dalam Al-Qur’an yang menyebutkan perintah
ini secara berurutan, seperti dalam Q.S. Luqman [31]: 14 dan Q.S. al-Isra [17]:
23. Perhatikan pernyataan berikut!
1)
Berbakti kepada
orang tua adalah perintah Allah setelah bertauhid.
2)
Orang yang
mentauhidkan Allah wajib mengabaikan orang tua yang berbeda keyakinan.
3)
Tauhid dan
berbakti kepada orang tua menunjukkan ketaatan kepada Allah secara sempurna.
4)
Berbakti kepada
orang tua hanya wajib jika mereka muslim.
5)
Dalam
Al-Qur’an, perintah bertauhid dan berbakti kepada orang tua sering disebutkan
secara berurutan.
Pernyataan yang menunjukkan hubungan
antara tauhid dan kewajiban berbakti kepada orang tua ditunjukkan oleh nomor...
A.
1 dan 2
B.
2 dan 4
C.
1 dan 3
D.
3 dan 5
E.
4 dan 5
2.
Islam
mengajarkan pentingnya menjaga keluarga dari hal-hal yang dapat merusak iman
dan akhlak. Dalam Q.S. at-Tahrim [66]: 6, Allah memerintahkan orang-orang
beriman untuk menjaga diri dan keluarga mereka dari api neraka. Ayat ini
menunjukkan kewajiban dan tanggung jawab dalam keluarga, yaitu membimbing
anggota keluarga agar tetap berada di jalan yang benar, memberikan pendidikan
agama, dan mencegah mereka dari perbuatan yang dilarang Allah. Seorang kepala
keluarga memiliki tanggung jawab besar untuk memberikan contoh yang baik dan
menjaga keharmonisan dalam rumah tangga sesuai dengan ajaran Islam. Perhatikan
pernyataan berikut!
1)
Kepala keluarga
wajib mengajarkan akhlak dan agama kepada anggota keluarganya.
2)
Tanggung jawab
dalam keluarga hanya dibebankan kepada ayah sebagai pemimpin.
3)
Setiap anggota
keluarga memiliki kewajiban saling mengingatkan dalam kebaikan.
4)
Menjaga
keluarga dari api neraka berarti melindungi mereka dari perbuatan dosa.
5)
Ibu tidak
memiliki peran dalam pendidikan agama anak, karena itu tugas ayah sepenuhnya.
Pernyataan yang menunjukkan kewajiban dan tanggung jawab dalam
keluarga sesuai dengan Q.S. at-Tahrim [66]: 6 ditunjukkan oleh nomor...
A.
1 dan 3
B.
2 dan 5
C.
1 dan 4
D.
3 dan 5
E.
2 dan 4
3.
Dalam Q.S.
al-An‘am [6]: 70, Allah memperingatkan umat Islam untuk tidak terbuai oleh
kehidupan dunia yang bersifat sementara dan menipu. Ayat ini mengajarkan
pentingnya menjaga diri dari orang-orang yang hanya mengejar kesenangan duniawi
tanpa mempedulikan akhirat. Allah memerintahkan umat-Nya untuk fokus pada amal
kebaikan dan senantiasa mengingat akhirat sebagai tujuan hidup yang kekal.
Dengan memahami ayat ini, seorang muslim diharapkan mampu mengendalikan diri
dari godaan dunia dan tidak terpengaruh oleh pergaulan yang dapat melalaikan
ibadah dan ketakwaan kepada Allah.
Perhatikan pernyataan berikut!
1)
Menjauhi
pergaulan yang hanya berfokus pada kesenangan duniawi.
2)
Mengingat
akhirat sebagai tujuan utama dalam hidup.
3)
Mengejar
kekayaan duniawi tanpa mempedulikan ibadah.
4)
Mengendalikan
diri dari godaan harta dan kemewahan.
5)
Mengutamakan
kepentingan dunia dibandingkan kepentingan akhirat.
Pernyataan yang menunjukkan cara menjaga diri dari orang-orang yang
terbuai dunia sesuai dengan Q.S. al-An‘am [6]: 70 ditunjukkan oleh nomor...
A.
1 dan 2
B.
2 dan 4
C.
3 dan 5
D.
1 dan 4
E.
3 dan 4
4.
Islam
mengajarkan keseimbangan antara ibadah dan usaha dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam Q.S. al-Jumu‘ah [62]: 9–11, Allah memerintahkan umat Islam untuk
bersegera melaksanakan salat Jumat ketika azan dikumandangkan dan meninggalkan
segala aktivitas duniawi. Namun, setelah salat selesai, mereka dianjurkan untuk
kembali mencari rezeki dengan bekerja keras dan mengingat Allah. Ayat ini
menunjukkan bahwa Islam tidak hanya menekankan pentingnya ibadah, tetapi juga
mendorong umatnya untuk berusaha dan bekerja dengan sungguh-sungguh. Dengan
menjaga keseimbangan ini, seorang muslim akan menjadi pribadi yang sukses dunia
dan akhirat.
Perhatikan pernyataan berikut!
1)
Meninggalkan
segala aktivitas duniawi saat azan salat Jumat dikumandangkan.
2)
Mengutamakan
bekerja keras tanpa mempedulikan waktu salat.
3)
Kembali bekerja
dan mencari rezeki setelah salat Jumat selesai.
4)
Beribadah
sepanjang hari tanpa melakukan usaha duniawi.
5)
Mengingat Allah
saat bekerja agar tetap mendapat keberkahan.
Pernyataan yang menunjukkan pentingnya keseimbangan antara ibadah
dan usaha sesuai dengan Q.S. al-Jumu‘ah [62]: 9–11 ditunjukkan oleh nomor...
A.
1 dan 2
B.
1 dan 3
C.
2 dan 4
D.
3 dan 5
E.
4 dan 5
5.
Allah
menganugerahkan berbagai nikmat kepada manusia, seperti kehidupan, kesehatan,
rezeki, serta kemampuan untuk memanfaatkan alam semesta. Dalam Q.S. az-Zukhruf
[43]: 9–13, Allah mengingatkan manusia bahwa Dia-lah yang menciptakan langit,
bumi, dan segala isinya. Ayat ini juga menjelaskan bahwa Allah menyediakan
sarana bagi manusia untuk menjalani kehidupan, seperti hewan tunggangan dan
berbagai fasilitas lainnya. Oleh karena itu, manusia diperintahkan untuk
bersyukur kepada Allah atas nikmat-nikmat tersebut dan tidak menyekutukan-Nya.
Bersyukur bukan hanya dengan lisan, tetapi juga dengan perbuatan dan
menggunakan nikmat tersebut sesuai dengan ketentuan Allah.
Perhatikan pernyataan berikut!
1)
Menyadari bahwa
semua nikmat berasal dari Allah semata.
2)
Menggunakan
nikmat untuk kemaksiatan selama tidak merugikan orang lain.
3)
Mengucapkan
syukur kepada Allah atas segala karunia yang diberikan.
4)
Memanfaatkan
nikmat untuk kebaikan dan kemaslahatan umat.
5)
Merasa bangga
dan sombong atas kekayaan yang dimiliki.
Pernyataan yang menunjukkan nikmat Allah dan kewajiban bersyukur
sesuai dengan Q.S. az-Zukhruf [43]: 9–13 ditunjukkan oleh nomor...
A.
1 dan 3
B.
2 dan 5
C.
3 dan 5
D.
2 dan 4
E.
1 dan 4
6.
Islam
mengajarkan keutamaan memberi daripada menerima, sebagaimana disampaikan dalam
hadis riwayat Bukhari dari Hakim bin Hizam. Rasulullah ﷺ bersabda, "Tangan di atas lebih baik daripada tangan di
bawah. Mulailah (memberi) kepada orang yang menjadi tanggunganmu. Sebaik-baik
sedekah adalah yang diberikan dari kelebihan kebutuhan. Barang siapa menjaga
diri dari meminta-minta, maka Allah akan mencukupinya." Hadis ini
mengajarkan bahwa memberi adalah tanda kedermawanan dan kemandirian, sementara
meminta-minta menunjukkan ketergantungan. Dengan memberi, seseorang tidak hanya
membantu orang lain, tetapi juga mendapatkan keberkahan dan keridhaan Allah.
Perhatikan pernyataan berikut!
1)
Memberi
menunjukkan kemandirian dan kedermawanan.
2)
Meminta-minta
dianjurkan jika dalam keadaan kesulitan.
3)
Sedekah yang
terbaik adalah yang diberikan dari kelebihan kebutuhan.
4)
Menerima lebih
utama daripada memberi untuk meningkatkan rasa syukur.
5)
Memberi kepada
orang yang menjadi tanggungan adalah prioritas utama.
Pernyataan yang menunjukkan keutamaan memberi daripada menerima
sesuai hadis riwayat Bukhari dari Hakim bin Hizam ditunjukkan oleh nomor...
A.
1 dan 3
B.
2 dan 4
C.
3 dan 4
D.
2 dan 5
E.
1 dan 5
7.
Allah
menciptakan alam semesta beserta isinya dengan penuh hikmah dan manfaat bagi
kehidupan manusia. Dalam Q.S. al-Furqan [25]: 45–50, Allah menjelaskan berbagai
ciptaan-Nya, seperti bayang-bayang yang memanjang, matahari sebagai penunjuk
waktu, angin yang membawa kabar gembira sebelum hujan turun, serta air hujan
yang menumbuhkan tanaman dan menghidupkan bumi yang mati. Semua ciptaan ini
menunjukkan kekuasaan Allah dan memberikan manfaat yang besar bagi manusia,
mulai dari kebutuhan fisik hingga kebutuhan spiritual dalam mengenal
kebesaran-Nya. Manusia diperintahkan untuk merenungkan ciptaan Allah ini
sebagai bentuk syukur dan meningkatkan keimanan kepada-Nya.
Perhatikan pernyataan berikut!
1)
Bayang-bayang
digunakan sebagai penunjuk waktu dan tempat berteduh.
2)
Matahari
berfungsi sebagai sumber energi dan penunjuk waktu siang dan malam.
3)
Angin hanya
berfungsi sebagai penyebab badai dan bencana alam.
4)
Air hujan
menyuburkan tanaman dan menjadi sumber kehidupan bagi makhluk hidup.
5)
Ciptaan Allah
semata-mata hanya untuk keindahan alam tanpa manfaat lain.
Pernyataan yang menunjukkan manfaat ciptaan Allah bagi manusia
sesuai dengan Q.S. al-Furqan [25]: 45–50 ditunjukkan oleh nomor...
A.
1 dan 2
B.
2 dan 4
C.
3 dan 5
D.
1 dan 4
E.
2 dan 5
8.
Islam sangat
menganjurkan umatnya untuk menuntut ilmu, karena ilmu merupakan jalan menuju
kebaikan di dunia dan akhirat. Dalam hadis riwayat Abu Dawud dari Abu Darda’,
Rasulullah ﷺ bersabda, "Barang
siapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya
jalan menuju surga." Hadis ini menunjukkan keutamaan mencari ilmu sebagai
ibadah yang sangat mulia. Dengan ilmu, seseorang dapat membedakan antara yang
benar dan salah, memperbaiki akhlak, serta memberikan manfaat kepada orang
lain. Oleh karena itu, menuntut ilmu dalam Islam tidak dibatasi oleh usia
maupun status sosial, melainkan merupakan kewajiban bagi setiap muslim.
Perhatikan pernyataan berikut!
1)
Mencari ilmu
adalah jalan menuju surga.
2)
Ilmu yang
bermanfaat dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaan.
3)
Menuntut ilmu
hanya diwajibkan bagi para ulama dan cendekiawan.
4)
Ilmu digunakan
untuk memperbaiki akhlak dan memberikan manfaat kepada orang lain.
5)
Tidak ada
keutamaan dalam menuntut ilmu duniawi.
Pernyataan yang menunjukkan keutamaan mencari ilmu berdasarkan
hadis riwayat Abu Dawud dari Abu Darda’ ditunjukkan oleh nomor...
A.
1 dan 2
B.
2 dan 4
C.
3 dan 5
D.
1 dan 4
E.
3 dan 4
9.
Dalam Islam,
amar makruf nahi munkar (memerintahkan kebaikan dan mencegah kemunkaran)
merupakan kewajiban bagi setiap muslim. Dalam hadis riwayat Muslim dari Abu
Said, Rasulullah ﷺ bersabda, "Barang
siapa di antara kalian melihat kemunkaran, hendaklah ia mengubahnya dengan
tangannya. Jika tidak mampu, maka dengan lisannya. Jika tidak mampu juga, maka
dengan hatinya, dan itu adalah selemah-lemahnya iman." Hadis ini menjelaskan
bahwa setiap muslim memiliki kewajiban untuk mencegah kemunkaran sesuai dengan
kemampuannya. Tindakan pencegahan bisa dilakukan dengan kekuasaan, nasihat,
atau minimal dengan perasaan tidak setuju dalam hati. Dengan demikian, umat
Islam diajarkan untuk peduli terhadap kondisi lingkungan dan berusaha
memperbaiki keadaan dengan cara yang bijaksana.
Perhatikan pernyataan berikut!
1)
Mengubah
kemunkaran dengan tangan bagi yang memiliki kekuasaan atau wewenang.
2)
Memberi nasihat
atau teguran dengan lisan jika tidak mampu mengubah dengan tangan.
3)
Diam dan tidak
peduli terhadap kemunkaran yang terjadi di sekitarnya.
4)
Membenci
kemunkaran dalam hati jika tidak mampu mengubah dengan tangan dan lisan.
5)
Menggunakan
kekerasan dalam mengubah kemunkaran agar lebih efektif.
Pernyataan yang menunjukkan perintah mengubah kemunkaran sesuai
kemampuan berdasarkan hadis riwayat Muslim dari Abu Said ditunjukkan oleh
nomor...
A.
1 dan 2
B.
2 dan 4
C.
3 dan 5
D.
1 dan 4
E.
3 dan 4
10.
Islam
menekankan pentingnya kepemimpinan yang adil dalam mengatur umat. Dalam hadis
riwayat Muslim dari Malik al-Asyja‘i, Rasulullah ﷺ bersabda, "Pemimpin yang adil adalah salah satu dari tujuh
golongan yang akan mendapat naungan Allah pada hari kiamat." Hadis ini
menunjukkan bahwa pemimpin yang adil akan mendapatkan kedudukan mulia di sisi
Allah. Kepemimpinan yang adil ditandai dengan berlaku jujur, tidak memihak,
serta mengutamakan kemaslahatan umat. Pemimpin yang adil juga harus bertanggung
jawab atas keputusan yang diambil dan senantiasa bersikap amanah dalam
menjalankan tugasnya. Dalam Islam, keadilan merupakan pondasi utama dalam kepemimpinan
agar tercipta kesejahteraan dan kedamaian dalam masyarakat.
Perhatikan pernyataan berikut!
1)
Pemimpin yang
adil tidak memihak dan bersikap jujur dalam mengambil keputusan.
2)
Mengutamakan
kepentingan pribadi di atas kepentingan umat.
3)
Bertanggung
jawab atas keputusan yang diambil dan bersikap amanah.
4)
Memberi hukuman
secara sewenang-wenang tanpa mempertimbangkan keadilan.
5)
Mengutamakan
kemaslahatan umat dalam setiap kebijakan yang dibuat.
Pernyataan yang menunjukkan karakteristik kepemimpinan yang adil
dalam Islam berdasarkan hadis riwayat Muslim dari Malik al-Asyja‘i ditunjukkan
oleh nomor...
A.
3 dan 5
B.
1 dan 3
C.
2 dan 4
D.
1 dan 5
E.
2 dan 5
III. Pilihlah jawaban yang paling tepat
di antara A, B, C, D atau E yang sesuai dengan pertanyaan dengan cara memberi
tanda silang ( X ) pada kolom lembar jawaban yang tersedia !
1.
Al-Qur'an
diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW secara bertahap selama 23 tahun melalui
perantara Malaikat Jibril. Pada masa Rasulullah SAW, Al-Qur'an dihafal oleh
para sahabat dan ditulis di berbagai media seperti pelepah kurma, batu, dan
kulit binatang. Setelah wafatnya Rasulullah, pengumpulan dan penulisan
Al-Qur'an dilakukan pada masa Khalifah Abu Bakar ash-Shiddiq dan disempurnakan
pada masa Khalifah Utsman bin Affan dalam bentuk mushaf. Al-Qur'an diturunkan
secara bertahap selama 23 tahun kepada Nabi Muhammad SAW. Salah satu hikmah
diturunkannya Al-Qur'an secara bertahap adalah...
A.
Memudahkan Nabi
Muhammad SAW untuk menghafal dan mengajarkannya kepada para sahabat.
B.
Agar Al-Qur'an
lebih mudah diterjemahkan ke berbagai bahasa.
C.
Memberikan
waktu bagi Malaikat Jibril untuk beristirahat sebelum menyampaikan wahyu.
D.
Memungkinkan Al-Qur'an
dicetak dalam jumlah banyak.
E.
Memastikan
Al-Qur'an tidak dipengaruhi oleh kitab-kitab sebelumnya.
2.
Hadis merupakan
salah satu sumber hukum dalam Islam yang memuat perkataan, perbuatan, dan
ketetapan Rasulullah SAW. Untuk memahami hadis dengan baik, diperlukan
kemampuan dalam mengidentifikasi unsur-unsurnya. Secara umum, unsur-unsur hadis
terdiri dari sanad, matan, rawi, dan takhrij. Perhatikan teks hadis berikut
ini:
عَنْ عُمَرَ بْنِ
الْخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ
"إِنَّمَا
الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى"
(رواه
البخاري ومسلم)
Berdasarkan
teks hadis di atas, yang termasuk matan adalah...
A.
عَنْ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ
رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ
B.
سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
C.
إِنَّمَا الْأَعْمَالُ
بِالنِّيَّاتِ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى
D.
(رواه
البخاري ومسلم)
E.
عَنْ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ
... سَمِعْتُ ... يَقُولُ
3.
Dalam Islam,
hadis berfungsi sebagai penjelas, penguat, dan pelengkap terhadap ayat-ayat
Al-Qur’an. Oleh karena itu, pemahaman yang komprehensif terhadap hubungan
fungsional antara hadis dan Al-Qur’an sangatlah penting.
Perhatikan teks hadis berikut ini:
عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
"صَلُّوا
كَمَا رَأَيْتُمُونِي أُصَلِّي"
(رواه
البخاري)
Hadis ini berkaitan dengan ayat
Al-Qur'an (QS. Al-Baqarah: 110)
وَاَقِيْمُوا
الصَّلٰوةَ وَاٰتُوا الزَّكٰوةَ ۗ وَمَا تُقَدِّمُوْا لِاَنْفُسِكُمْ مِّنْ خَيْرٍ
تَجِدُوْهُ عِنْدَ اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ بِمَا تَعْمَلُوْنَ بَصِيْرٌ
Berdasarkan
teks hadis dan ayat Al-Qur’an di atas, hubungan fungsional antara keduanya
adalah...
A.
Hadis menghapus hukum yang terdapat dalam Al-Qur’an
B.
Hadis memberikan penjelasan teknis terhadap perintah dalam
Al-Qur’an
C.
Hadis menambah ketentuan hukum yang tidak ada dalam
Al-Qur’an
D.
Hadis berdiri sendiri tanpa terkait dengan ayat Al-Qur’an
E.
Hadis memperkuat hukum yang sudah jelas dalam Al-Qur’an
tanpa penambahan detail
4.
Hadis dalam
Islam diklasifikasikan berdasarkan kuantitas perawinya dan kualitas sanad
maupun matannya. Berdasarkan kuantitas perawi, hadis dibagi menjadi mutawatir
dan ahad. Sedangkan dari kualitasnya, hadis terbagi menjadi sahih, hasan, dan
daif. Perhatikan teks hadis berikut ini:
عَنْ أَنَسِ بْنِ
مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
"لَا
يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ"
(رواه
البخاري ومسلم)
Berdasarkan teks hadis di atas,
klasifikasi hadis tersebut adalah...
A.
Hadis Mutawatir
Sahih
B.
Hadis Ahad
Sahih
C.
Hadis Ahad
Hasan
D.
Hadis Mutawatir
Hasan
E.
Hadis Daif
5.
Hadis dalam
Islam diklasifikasikan berdasarkan kualitas sanad dan matannya. Dua kategori
yang sering dibahas adalah hadis sahih dan hadis hasan. Keduanya memiliki
kesamaan dalam keterhubungan sanad dan tidak adanya cacat, namun berbeda dalam
aspek kekuatan perawi. Perbedaan utama antara hadis sahih dan hadis hasan
terletak pada...
A.
Keterhubungan
sanad
B.
Jumlah perawi
dalam setiap tingkatan sanad
C.
Kekuatan
hafalan dan keadilan perawi
D.
Kedudukan
hukumnya dalam syariat
E.
Isi dan maksud
dari matan hadis
6.
Al-Qur'an
menjelaskan proses penciptaan manusia dalam beberapa fase secara rinci dalam
Q.S. Al-Mu'minun [23]: 12-14. Memahami urutan fase ini membantu kita menyadari
kebesaran Allah dalam menciptakan manusia secara bertahap dan sempurna.
Perhatikan Q.S. Al-Mu'minun [23]: 12-14 berikut ini!
وَلَقَدْ
خَلَقْنَا الْاِنْسَانَ مِنْ سُلٰلَةٍ مِّنْ طِيْنٍ ۚ ثُمَّ جَعَلْنٰهُ نُطْفَةً
فِيْ قَرَارٍ مَّكِيْنٍ ۖ ثُمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا
الْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظٰمًا فَكَسَوْنَا الْعِظٰمَ
لَحْمًا ثُمَّ اَنْشَأْنٰهُ خَلْقًا اٰخَرَۗ فَتَبَارَكَ اللّٰهُ اَحْسَنُ
الْخٰلِقِيْنَۗ
Berdasarkan
Q.S. Al-Mu'minun [23]: 12-14, urutan fase penciptaan manusia yang benar
adalah...
A.
Nutfah -
‘Alaqah - Mudghah - Tulang belulang - Daging - Makhluk sempurna
B.
Tanah - ‘Alaqah
- Nutfah - Mudghah - Daging - Tulang belulang - Makhluk sempurna
C.
Nutfah - Mudghah
- ‘Alaqah - Tulang belulang - Daging - Makhluk sempurna
D.
Tanah - Nutfah
- Mudghah - ‘Alaqah - Tulang belulang - Daging - Makhluk sempurna
E.
Tanah - Nutfah
- ‘Alaqah - Mudghah - Tulang belulang - Daging - Makhluk sempurna
7.
Dalam Q.S.
Luqman [31]: 13–17, terdapat nasihat Luqman kepada anaknya yang berisi
pesan-pesan penting tentang akidah, ibadah, dan akhlak. Salah satu aspek
penting yang disampaikan adalah sikap kepada orang tua. Memahami nasihat ini
membantu kita menjadi anak yang berbakti dan menghormati kedua orang tua.
Berdasarkan Q.S. Luqman [31]: 13–17, nasihat Luqman yang berkaitan dengan sikap
kepada orang tua adalah...
A.
Selalu menaati
segala perintah orang tua tanpa terkecuali
B.
Mengikuti agama
orang tua apapun kepercayaannya
C.
Menjauhi orang
tua jika berbeda keyakinan
D.
Membalas
kebaikan orang tua hanya saat mereka memberi sesuatu
E.
Berbakti kepada
orang tua namun tidak mengikuti perintah kemusyrikan
8.
Perbedaan
keimanan merupakan kenyataan yang ada dalam kehidupan sosial. Islam mengajarkan
cara yang bijak dan penuh toleransi dalam menghadapi perbedaan ini. Q.S. Yunus
(10): 40–41 memberikan petunjuk tentang sikap yang sebaiknya diambil oleh
seorang Muslim dalam menyikapi perbedaan keyakinan tersebut.
وَمِنْهُمْ
مَّنْ يُّؤْمِنُ بِهٖ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّا يُؤْمِنُ بِهٖۗ وَرَبُّكَ اَعْلَمُ
بِالْمُفْسِدِيْنَ ࣖ وَاِنْ كَذَّبُوْكَ فَقُلْ لِّيْ عَمَلِيْ وَلَكُمْ
عَمَلُكُمْۚ اَنْتُمْ بَرِيْۤـُٔوْنَ مِمَّآ اَعْمَلُ وَاَنَا۠ بَرِيْۤءٌ مِّمَّا
تَعْمَلُوْنَ
Berdasarkan
Q.S. Yunus (10): 40–41, sikap yang diajarkan dalam menghadapi perbedaan
keimanan adalah...
A.
Memaksa orang
lain untuk menerima kebenaran Islam
B.
Membalas
cemoohan dengan hinaan yang setimpal
C.
Mengucilkan dan
menjauhi orang yang berbeda keyakinan
D.
Memberikan
kebebasan beragama dan tidak saling mencampuri urusan keimanan
E.
Mengabaikan
perbedaan dan berusaha menyamakan keyakinan dengan cara apapun
9.
Shalat
merupakan salah satu rukun Islam yang memiliki kedudukan sangat penting dalam
kehidupan seorang Muslim. Dalam Al-Qur'an, banyak ayat yang menekankan
kewajiban dan keutamaan shalat, salah satunya terdapat dalam Q.S. Taha [20]:
132.
وَأْمُرْ
اَهْلَكَ بِالصَّلٰوةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَاۗ لَا نَسْـَٔلُكَ رِزْقًاۗ نَحْنُ
نَرْزُقُكَۗ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوٰى
Ayat ini
menegaskan bahwa shalat bukan hanya sebagai ibadah individual tetapi juga
tanggung jawab sosial, di mana seorang Muslim diperintahkan untuk mengajak
keluarganya dalam mendirikan shalat dan bersabar dalam menjalankannya. Selain
itu, ayat ini mengajarkan bahwa rezeki sepenuhnya datang dari Allah, dan
ketakwaan akan membawa kebaikan dalam hidup.
Berdasarkan Q.S. Taha [20]: 132, manakah pernyataan berikut ini
yang paling tepat mengenai pentingnya perintah menegakkan shalat?
A.
Shalat hanya
diwajibkan bagi orang yang memiliki kemampuan finansial.
B.
Shalat
bertujuan untuk menunjukkan kekayaan dan status sosial di masyarakat.
C.
Shalat cukup
dilakukan sendiri tanpa perlu melibatkan keluarga.
D.
Shalat
merupakan kewajiban yang harus ditegakkan dan menjadi tanggung jawab bersama
dalam keluarga, serta menunjukkan ketakwaan kepada Allah.
E.
Shalat hanya
diperlukan saat mengalami kesulitan ekonomi untuk mendapatkan rezeki.
10.
Al-Qur'an
adalah petunjuk hidup bagi umat manusia yang diamanahkan kepada umat Nabi
Muhammad SAW. Namun, tidak semua orang menyikapi Al-Qur'an dengan cara yang
sama. Dalam Q.S. Fathir [35]: 32, Allah menjelaskan bahwa ada tiga golongan
manusia dalam menyikapi Al-Qur'an.
ثُمَّ
اَوْرَثْنَا الْكِتٰبَ الَّذِيْنَ اصْطَفَيْنَا مِنْ عِبَادِنَاۚ فَمِنْهُمْ
ظَالِمٌ لِّنَفْسِهٖ ۚوَمِنْهُمْ مُّقْتَصِدٌ ۚوَمِنْهُمْ سَابِقٌۢ بِالْخَيْرٰتِ
بِاِذْنِ اللّٰهِ ۗذٰلِكَ هُوَ الْفَضْلُ الْكَبِيْرُۗ
Ayat ini
menjelaskan tiga jenis penyikapan terhadap Al-Qur'an, yaitu Zalimun
Linafsih, Muqtashid dan Sabiqun Bil Khairat, Berdasarkan Q.S. Fathir [35]:
32, manakah pernyataan yang tepat mengenai tiga jenis penyikapan terhadap
Al-Qur'an....
A.
Muqtashid
adalah orang yang mengamalkan Al-Qur'an secara sederhana atau moderat
B.
Semua orang
pasti mengamalkan Al-Qur'an dengan cara yang sama.
C.
Zalimun
Linafsih adalah orang yang senantiasa berlomba dalam kebaikan.
D.
Sabiqun Bil
Khairat adalah orang yang sama sekali tidak peduli pada Al-Qur'an.
E.
Semua golongan
tersebut tidak akan mendapatkan karunia dari Allah.
11.
Islam sangat
memperhatikan asupan makanan yang dikonsumsi oleh umatnya. Dalam Q.S.
al-Baqarah [2]: 168–169, Allah memberikan perintah untuk mengonsumsi makanan
yang halal dan baik (thayyib) serta memperingatkan agar tidak mengikuti
langkah-langkah setan yang menyesatkan. Ayat tersebut berbunyi
يٰٓاَيُّهَا
النَّاسُ كُلُوْا مِمَّا فِى الْاَرْضِ حَلٰلًا طَيِّبًا ۖوَّلَا تَتَّبِعُوْا
خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِۗ اِنَّهٗ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ
Dari ayat ini,
dapat dipahami bahwa Islam tidak hanya memerintahkan untuk mengonsumsi makanan
yang halal (sesuai syariat), tetapi juga yang thayyib (baik dan bermanfaat bagi
kesehatan). Larangan mengikuti langkah setan juga mengajarkan untuk menjauhi
sifat rakus, boros, dan berlebihan dalam konsumsi. Berdasarkan Q.S. al-Baqarah
[2]: 168–169, mengapa penting bagi seorang muslim untuk mengonsumsi makanan
yang halal dan baik (thayyib) adalah....
A.
Karena makanan
yang halal dan baik dapat menjaga kesehatan dan menjauhkan dari godaan setan.
B.
Agar terlihat
mewah dan berkelas di hadapan orang lain.
C.
Untuk
mendapatkan kekuatan fisik semata tanpa memperhatikan aspek spiritual.
D.
Supaya bisa
makan sebanyak-banyaknya tanpa batasan.
E.
Karena semua
makanan di dunia ini pasti baik dan halal untuk dikonsumsi.
12.
Andi adalah
seorang remaja yang baru saja mendapatkan uang saku tambahan dari orang tuanya.
Karena merasa memiliki banyak uang, Andi membeli berbagai barang mewah yang
sebenarnya tidak terlalu dibutuhkan, seperti pakaian mahal, gadget terbaru, dan
makanan di restoran mahal setiap hari. Akibatnya, dalam waktu singkat, uang
sakunya habis dan dia tidak bisa menabung atau membantu temannya yang sedang
kesulitan.
Di sisi lain,
Budi selalu menahan uang sakunya dan tidak pernah membelanjakannya, bahkan
untuk kebutuhan pokok seperti membeli buku sekolah yang penting. Ketika
temannya meminta bantuan, Budi enggan membantu walaupun ia mampu. Berdasarkan
Q.S. al-Isra’ [17]: 26–27, 29–30, bagaimana seharusnya Andi dan Budi bersikap
dalam mengelola harta yang mereka miliki...
A.
Andi sebaiknya
terus membeli barang mewah agar terlihat kaya, dan Budi sebaiknya tetap
menyimpan uang tanpa pernah membelanjakannya.
B.
Andi dan Budi
sebaiknya menghabiskan seluruh uang mereka tanpa berpikir panjang.
C.
Andi perlu
belajar menahan diri dari perilaku boros, sementara Budi sebaiknya lebih
dermawan dan menggunakan hartanya untuk hal yang bermanfaat.
D.
Andi seharusnya
lebih kikir agar tidak kehabisan uang, dan Budi sebaiknya tetap tidak membantu
orang lain agar hartanya tetap utuh.
E.
Tidak ada yang
salah dengan sikap Andi dan Budi karena setiap orang bebas menggunakan harta
sesuka hatinya.
13.
Dalam
kehidupan, setiap manusia pasti menghadapi berbagai ujian dan cobaan. Dalam
Q.S. al-Baqarah [2]: 155–157. Ujian-ujian ini diberikan untuk menguji kesabaran
dan keimanan. Mereka yang sabar dan ikhlas akan mendapatkan keberkahan, rahmat,
dan petunjuk dari Allah. Perhatikan pernyataan dibawah ini
a.
Rina mengalami
ketakutan ketika keluarganya terlibat dalam kecelakaan mobil. Namun, dia tetap
berdoa dan bersabar sambil terus berharap kepada Allah.
b.
Ahmad harus
menghadapi kelaparan saat keluarganya kesulitan ekonomi, tetapi dia tetap
bersyukur dan tidak mengeluh.
c.
Siti kehilangan
pekerjaan sehingga mengalami kekurangan harta, namun dia tetap ikhtiar dan
yakin bahwa Allah akan memberi jalan keluar.
d.
Ali
ditinggalkan oleh orang tuanya yang meninggal dunia. Dia tetap tabah dan
mengucapkan "Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un".
e.
Budi mengalami
gagal panen di ladangnya, namun dia tetap bersabar dan merencanakan usahanya
dengan lebih baik untuk musim tanam berikutnya.
Berdasarkan Q.S. al-Baqarah [2]:
155–157, jenis ujian apakah yang dialami oleh Ali dalam contoh kasus di atas?
A.
Ketakutan
B.
Kelaparan
C.
Kekurangan
Harta
D.
Kehilangan Jiwa
E.
Kekurangan
Buah-buahan
14.
Islam
mengajarkan umatnya untuk menjaga kelestarian alam dan melarang perbuatan yang
dapat merusak bumi. Dalam Q.S. al-A‘raf [7]: 56, Allah memberikan peringatan
agar manusia tidak membuat kerusakan di muka bumi setelah Allah memperbaikinya.
Berikut adalah kutipan ayat tersebut
وَلَا
تُفْسِدُوْا فِى الْاَرْضِ بَعْدَ اِصْلَاحِهَا وَادْعُوْهُ خَوْفًا وَّطَمَعًاۗ
اِنَّ رَحْمَتَ اللّٰهِ قَرِيْبٌ مِّنَ الْمُحْسِنِيْنَ
Perhatikan
pernyataan berikut ini!
a.
Andi menebang
pohon di hutan secara liar dan berlebihan tanpa menanam kembali, sehingga
menyebabkan tanah longsor di desa sekitarnya.
b.
Budi membuang
sampah plastik di sungai, menyebabkan pencemaran air dan matinya ikan-ikan di
sungai tersebut.
c.
Citra membakar
hutan untuk membuka lahan pertanian, yang menyebabkan polusi udara dan
mengganggu kesehatan masyarakat di sekitarnya.
d.
Dina menjaga
kebersihan lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan dan ikut serta
dalam program penghijauan di desanya.
e.
Eka menggunakan
pestisida secara berlebihan di ladangnya, yang merusak tanah dan mencemari
sumber air di daerahnya.
Berdasarkan Q.S. al-A‘raf [7]:
56–58, perbuatan siapakah yang sesuai dengan perintah Allah untuk tidak berbuat
kerusakan di bumi?
A.
Andi yang
menebang pohon secara liar dan berlebihan.
B.
Dina yang
menjaga kebersihan lingkungan dan ikut dalam program penghijauan
C.
Budi yang
membuang sampah plastik di sungai.
D.
Citra yang
membakar hutan untuk membuka lahan pertanian.
E.
Eka yang
menggunakan pestisida secara berlebihan dan mencemari sumber air.
15.
Al-Qur'an
mengajarkan bahwa fenomena alam bukan hanya sekadar kejadian biasa, tetapi
merupakan tanda-tanda kebesaran Allah yang dapat dijadikan sumber ilmu
pengetahuan bagi manusia yang berpikir. Dalam Q.S. al-Baqarah [2]: 164, Allah
menjelaskan berbagai fenomena alam yang seharusnya menjadi bahan renungan dan
penelitian. Ayat ini mendorong manusia untuk berpikir kritis dan menggunakan
akal dalam mempelajari fenomena alam sebagai sarana untuk mengenal kebesaran
Allah dan mengembangkan ilmu pengetahuan. Perhatikan pernyataan berikut ini!
a.
Ahmad mengamati
pergantian siang dan malam, lalu meneliti bagaimana rotasi bumi mempengaruhi
iklim di berbagai belahan dunia.
b.
Budi tertarik
pada cara kerja kapal yang bisa terapung di air dan mempelajari prinsip fisika
di balik hukum Archimedes.
c.
Citra mengamati
siklus hujan dan mempelajari bagaimana air yang menguap dari laut dapat berubah
menjadi hujan yang menyuburkan tanah.
d.
Dewi meneliti
berbagai jenis hewan dan habitatnya untuk memahami keseimbangan ekosistem.
e.
Eka mempelajari
pola angin dan awan untuk meramalkan cuaca dan mengembangkan teknologi ramalan
iklim.
Berdasarkan Q.S. al-Baqarah [2]: 164, siapa yang telah memanfaatkan
fenomena alam sebagai sumber ilmu pengetahuan?
A.
Budi yang
mempelajari kapal tanpa memahami hukum fisika di baliknya.
B.
Citra yang
melihat hujan turun tanpa mencari tahu proses terbentuknya hujan.
C.
Dewi yang hanya
mengagumi keindahan hewan tanpa mempelajari habitat dan ekosistemnya.
D.
Eka yang
menikmati angin sepoi-sepoi tanpa memikirkan pola angin dan cuaca.
E.
Ahmad yang
meneliti rotasi bumi dan iklim
16.
Dakwah
Rasulullah SAW di Makkah dimulai secara sembunyi-sembunyi selama tiga tahun
pertama kenabian. Fase ini dilakukan dengan hati-hati karena masyarakat Makkah
sangat kuat memegang kepercayaan jahiliyah dan menyembah berhala. Rasulullah
SAW memulai dakwahnya kepada orang-orang terdekat yang sudah mengenal kejujuran
dan akhlaknya yang mulia. Perintah untuk mulai berdakwah secara terang-terangan
datang dalam Q.S. asy-Syu‘ara‘ [26]: 214–216. Ayat ini menunjukkan bahwa dakwah
hendaknya dimulai dari orang terdekat dengan cara yang lemah lembut dan penuh
kasih sayang. Rasulullah SAW diperintahkan untuk memberi peringatan kepada
keluarganya terlebih dahulu sebelum berdakwah secara terbuka kepada masyarakat
luas.
Berdasarkan Q.S. asy-Syu‘ara‘ [26]: 214–216, alasan utama
Rasulullah SAW memulai dakwah secara sembunyi-sembunyi adalah...
A.
Untuk
menghindari penolakan dan ancaman dari kaum Quraisy.
B.
Agar dakwah
lebih cepat menyebar ke seluruh penjuru Makkah.
C.
Supaya bisa
mendapatkan dukungan dari para pemimpin Quraisy terlebih dahulu.
D.
Untuk
menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang tertutup dan rahasia.
E.
Agar para
sahabat tidak diketahui telah masuk Islam oleh keluarganya.
17.
Amar makruf
nahi munkar adalah perintah untuk mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran.
Dalam Islam, kewajiban ini sangat ditekankan untuk menjaga kemaslahatan umat
dan mencegah kerusakan moral dalam masyarakat. Q.S. al-Maidah [5]: 78-80
menjelaskan tentang ancaman bagi kaum Bani Israil yang dilaknat karena tidak
saling mencegah kemungkaran yang terjadi di antara mereka. Ayat ini menjadi
peringatan bagi umat Islam agar tidak mengabaikan amar makruf nahi munkar.
لُعِنَ
الَّذِيْنَ كَفَرُوْا مِنْۢ بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ عَلٰى لِسَانِ دَاوٗدَ
وَعِيْسَى ابْنِ مَرْيَمَ ۗذٰلِكَ بِمَا عَصَوْا وَّكَانُوْا يَعْتَدُوْنَ
كَانُوْا لَا يَتَنَاهَوْنَ عَنْ مُّنْكَرٍ فَعَلُوْهُۗ لَبِئْسَ مَا كَانُوْا
يَفْعَلُوْنَ تَرٰى كَثِيْرًا مِّنْهُمْ يَتَوَلَّوْنَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا ۗ
لَبِئْسَ مَا قَدَّمَتْ لَهُمْ اَنْفُسُهُمْ اَنْ سَخِطَ اللّٰهُ عَلَيْهِمْ وَفِى
الْعَذَابِ هُمْ خٰلِدُوْنَ
Berdasarkan Q.S. al-Maidah [5]: 78-80, apa ancaman yang akan
diterima oleh orang-orang yang tidak melakukan amar makruf nahi munkar?
A.
Akan dijauhkan
dari rezeki yang halal.
B.
Akan dilaknat
seperti kaum Bani Israil.
C.
Akan kehilangan
kehormatan di dunia.
D.
Akan diasingkan
dari masyarakat sekitar.
E.
Akan dijauhkan
dari ilmu pengetahuan.
18.
Musyawarah
merupakan salah satu prinsip penting dalam Islam yang digunakan untuk mengambil
keputusan secara bijaksana dan adil. Dalam Q.S. asy-Syura [42]: 38, Allah
memuji orang-orang yang senantiasa mengedepankan musyawarah dalam urusan
mereka. Ayat ini mengajarkan pentingnya keterlibatan semua pihak dalam
pengambilan keputusan agar tercapai mufakat yang membawa kebaikan bersama. Oleh
karena itu, musyawarah menjadi salah satu ciri masyarakat yang demokratis dan
harmonis.
وَالَّذِيْنَ
اسْتَجَابُوْا لِرَبِّهِمْ وَاَقَامُوا الصَّلٰوةَۖ وَاَمْرُهُمْ شُوْرٰى
بَيْنَهُمْۖ وَمِمَّا رَزَقْنٰهُمْ يُنْفِقُوْنَ ۚ
Mengapa musyawarah penting dalam pengambilan keputusan sesuai
dengan Q.S. asy-Syura [42]: 38....
A.
Agar keputusan
diambil secara cepat dan efisien.
B.
Untuk
menunjukkan kekuasaan pemimpin atas rakyatnya.
C.
Supaya tercapai
kesepakatan yang adil dan bijaksana.
D.
Agar keputusan
diambil tanpa adanya perbedaan pendapat.
E.
Untuk
menghindari tanggung jawab individu dalam keputusan.
19.
Pergaulan
sangat mempengaruhi sikap dan perilaku seseorang. Dalam Islam, dianjurkan untuk
berteman dengan orang-orang yang jujur dan bertakwa agar kita terdorong untuk
selalu berada di jalan kebenaran. Q.S. at-Taubah [9]: 119 memerintahkan
orang-orang beriman untuk bertakwa kepada Allah dan senantiasa bersama
orang-orang yang jujur. Ayat ini menegaskan bahwa kejujuran adalah sifat mulia
yang harus dimiliki oleh setiap muslim, dan bergaul dengan orang jujur akan
membawa kebaikan dalam hidup.
Mengapa penting bergaul dengan orang yang jujur berdasarkan Q.S.
at-Taubah [9]: 119.....
A.
Agar
mendapatkan keuntungan materi yang lebih besar.
B.
Supaya mudah
memanipulasi keputusan dalam musyawarah.
C.
Untuk
menunjukkan status sosial yang lebih tinggi.
D.
Karena
kejujuran membawa pada ketakwaan dan kebaikan.
E.
Agar lebih
mudah diterima dalam kelompok masyarakat elit.
20.
Islam sangat
menekankan kejujuran dan amanah dalam kehidupan sehari-hari. Berkhianat adalah
perbuatan yang dilarang karena merugikan orang lain dan menghancurkan
kepercayaan. Dalam Q.S. an-Nisa’ [4]: 105, Allah menegaskan bahwa Dia
menurunkan kitab (Al-Quran) dengan kebenaran agar manusia dapat menghukumi
perkara secara adil dan tidak membela orang-orang yang berkhianat. Ayat ini
menjadi pedoman bagi umat Islam untuk selalu menjunjung tinggi keadilan dan
kejujuran serta menjauhi perilaku khianat dalam segala aspek kehidupan. Mengapa
Islam melarang perbuatan berkhianat berdasarkan Q.S. an-Nisa’ [4]: 105...
A.
Karena
berkhianat dapat mempercepat kesuksesan pribadi.
B.
Agar dapat memanipulasi
kepercayaan orang lain dengan mudah.
C.
Supaya bisa
mendapatkan keuntungan materi yang lebih besar.
D.
Karena
berkhianat menunjukkan kepintaran dalam strategi hidup.
E.
Karena
berkhianat merusak keadilan dan kepercayaan masyarakat.
IV. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar !
1.
Al-Qur’an
adalah kitab suci umat Islam yang diyakini sebagai firman Allah yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantaraan Malaikat Jibril. Keautentikan
Al-Qur’an terjaga sejak diturunkan hingga sekarang tanpa ada perubahan sedikit
pun. Banyak ayat dalam Al-Qur’an yang menunjukkan bukti-bukti keasliannya,
seperti kesesuaian dengan ilmu pengetahuan modern, keindahan bahasa yang tidak
dapat ditandingi, serta berita-berita ghaib yang terbukti kebenarannya.
Menelaah ayat-ayat ini membantu kita semakin yakin bahwa Al-Qur’an benar-benar
wahyu Allah yang sempurna dan terjaga keasliannya. Jelaskan tiga bukti
keautentikan Al-Qur’an yang terdapat dalam ayat-ayat Al-Qur’an dan jelaskan
pula hikmah yang dapat diambil dari meyakini keautentikan Al-Qur’an!
2.
Tauhid
merupakan inti ajaran Islam yang menegaskan bahwa hanya Allah-lah satu-satunya
Tuhan yang berhak disembah. Selain itu, Islam juga mengajarkan pentingnya
berbuat baik kepada sesama sebagai wujud dari keimanan yang sempurna. Dalam
Q.S. an-Nisa’ [4]: 36, Allah memerintahkan untuk mentauhidkan-Nya dan berbuat
baik kepada orang tua, kerabat, anak yatim, orang miskin, tetangga, serta hamba
sahaya. Ayat ini menunjukkan hubungan erat antara keimanan kepada Allah dan
kepedulian sosial, yang menjadi ciri khas akhlak seorang muslim. Sebutkan
perintah-perintah dalam Q.S. an-Nisa’ [4]: 36 terkait mentauhidkan Allah dan
berbuat baik kepada sesama! Jelaskan pula hikmah dari melaksanakan perintah
tersebut dalam kehidupan sehari-hari!
3.
Amar
makruf nahi munkar adalah ajaran Islam yang mengajak kepada kebaikan dan
mencegah kemungkaran. Dalam Q.S. Ali Imran [3]: 104, Allah memerintahkan umat
Islam untuk membentuk kelompok yang senantiasa mengajak kepada kebaikan,
menyuruh kepada yang makruf (baik), dan mencegah dari yang munkar (buruk).
Ajaran ini penting diterapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk membangun
masyarakat yang berakhlak mulia dan menjauhkan diri dari perbuatan dosa. Dengan
menerapkan amar makruf nahi munkar, seorang muslim tidak hanya peduli pada
kebaikan dirinya, tetapi juga pada kebaikan masyarakat sekitarnya. Evaluasilah
penerapan ajaran amar makruf nahi munkar dalam kehidupan sehari-hari sesuai
dengan Q.S. Ali Imran [3]: 104! Sebutkan contoh penerapannya dan jelaskan hikmah
yang dapat diambil dari melaksanakan ajaran tersebut!
4.
Islam
mengajarkan prinsip musyawarah dalam pengambilan keputusan sebagai bentuk
penerapan demokrasi yang sesuai dengan ajaran agama. Dalam Q.S. Ali Imran [3]:
159, Allah memerintahkan Nabi Muhammad SAW untuk bersikap lemah lembut kepada
para sahabat dan bermusyawarah dalam urusan bersama. Ayat ini menunjukkan bahwa
Islam menganjurkan sikap demokratis dengan menghargai pendapat orang lain dan
mengambil keputusan secara kolektif. Dengan demikian, prinsip demokrasi dalam
Islam tidak hanya menekankan pada hak suara, tetapi juga pada nilai-nilai
akhlak seperti kelembutan, kesabaran, dan keadilan. Analisislah isyarat
berdemokrasi dalam Islam yang terdapat dalam Q.S. Ali Imran [3]: 159! Jelaskan
pula penerapan nilai demokrasi tersebut dalam kehidupan sehari-hari!
5.
Islam
menekankan pentingnya menegakkan keadilan dalam segala aspek kehidupan. Dalam
Q.S. al-Maidah [5]: 8–10, Allah memerintahkan orang-orang beriman untuk menjadi
saksi yang adil dan tidak membiarkan kebencian terhadap suatu kaum mendorong
mereka berlaku tidak adil. Ayat ini menunjukkan bahwa keadilan harus ditegakkan
tanpa memandang suku, agama, atau latar belakang seseorang. Menegakkan keadilan
adalah bentuk ketakwaan kepada Allah dan merupakan salah satu karakteristik
utama dari seorang muslim yang beriman. Analisislah kewajiban menegakkan
keadilan sesuai dengan Q.S. al-Maidah [5]: 8–10! Jelaskan pula contoh penerapan
keadilan dalam kehidupan sehari-hari dan hikmah dari menegakkan keadilan!
Post a Comment